Selamat Datang Fatih!

Oke, setelah tiga episode kehamilan dilalui, ini saatnya episode paling mendebarkan sedunia *HALAH*






5 Mei 2017 itu harusnya jadwal jabang bayi lahir. Nyatanya kalau bayi masih betah di dalam dan belum ditakdirkan oleh Tuhan untuk lahir, saya bisa apa?


Saya kira saya akan melahirkan di akhir April, tapi belum terasa mulas juga. Saya kira saya akan melahirkan tanggal 1, atau 2, atau 3, atau 4, atau bahkan 5 di bulan Mei, tapi kok ya belum mulas juga. Si anu udah ngelahirin, si ini udah update status bareng bayinya, si itu udah brojol, si inu udah jemurin bayinya di depan rumah. Lha kapan giliran saya?. Sungguh, gambaran operasi caesar itu makin lekat di kepala, saya juga lebay sih. Beruntung, bidan tempat saya memeriksakan kandungan, suami saya, ibu, mertua, dan teman-teman terdekat menguatkan saya. Saya tidak boleh terlalu banyak pikiran, nanti bayinya juga ikut merasakan stres. Yang banyak diingatkan oleh mereka adalah; semua ada waktunya, Gusti Allah pasti sudah berikan yang terbaik untuk kamu.


Tepat tanggal 6 Mei 2017 kami kembali memeriksakan kandungan. Sore itu hujan deras sekali. Hujan turun tepat di pertengahan jalan menuju tempat praktik bidan. Alhasil, kami pun berteduh di sebuah surau kecil sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan. Sesampainya disana ternyata sudah sepi. Mungkin karena hujan deras tadi, beruntung saja tidak sampai tutup. Saya pun diperiksa dalam malam itu untuk mengetahui kondisi kesiapan mulut rahim dan posisi bayi. Semuanya dalam keadaan bagus, siap untuk melahirkan normal, dan tinggal menunggu mulas saja alias gelombang cinta alami. Bu bidan memberikan opsi untuk menunggu sampai tiga hari lagi, kalau belum mulas juga, akan dilakukan induksi. Nafas saya tercekat; INDUKSI. Kami pun pulang setelah selesai pemeriksaan.


Suami saya terus menguatkan saya malam itu. Dia tahu sekali kalau saya ketakutan. Dia meminta saya untuk memasrahkan segalanya pada Allah. Usaha terbaik sudah kita lakukan, sekarang saatnya persiapkan diri untuk menyambut sang buah hati. Saya pun terlelap malam itu.


7 Mei 2017 - 01.00

Seperti malam-malam sebelumnya, saya selalu bolak-balik ingin buang air kecil. Saya bangunkan suami saya untuk menemani saya. Namun kali ini beda, ada air yang tetap mengalir walau saya sudah tidak lagi ingin buang air kecil. Duh, apa ini namanya rembesan air ketuban ya?. Suami saya pun bergegas merapikan pakaian saya ke dalam tas dan sudah mengajak saya untuk pergi ke bidan. Tapi yang saya rasakan belum ada mulas sama sekali. Akhirnya kami kembali tidur.

7 Mei 2017 - 03.00


Gelombang cinta itu datang perlahan, membangunkaan saya dari tidur nyenyak saya. Semakin lama semakin membuat sulit tidur, namun kami memutuskan akan pergi ke bidan jika pagi sudah menjelang karena rembesan (yang saya rasa adalah) air ketuban juga sudah berhenti. Oke, kita lanjut tidur lagi (diiringi dengan perasaan gelisah).

7 Mei 2017 - 05.00

Usai adzan subuh berkumandang, saya memutuskan untuk segera bangun dan mandi. Feeling kuat saya mengatakan bahwa saya akan melahirkan pada hari itu, walau entah jam berapa jabang bayi akan keluar.

Dari beberapa artikel yang saya baca, biasanya ibu-ibu yang akan melahirkan tidak lagi sempat mandi karena rasa mulas yang semakin sering dan ke-riweuh-an yang terjadi selama proses persalinan. Saya pun menikmati sekali mandi pagi itu dilanjutkan dengan sholat subuh dan berdoa dengan khusyuk pada Allah memohon kelancaran dan semuanya diberi keselamatan olehNya.

7 Mei 2017 - 07.00

Kami pun berangkat ke tempat praktik bidan. Belum sarapan memang, rencananya sepulang dari sana baru sarapan. Saya sih yakinnya pasti akan disuruh pulang dulu sama ibu bidan, karena mulasnya masih jarang dan belum seberapa.

Benar saja, setibanya disana saya memang sudah pembukaan satu. Takjub rasanya mendengar pembukaan satu. Ya, ini serius, serius akan lahir hari ini jika Allah mengizinkan. Ibu bidan mengizinkan kami pulang saja dulu, memang tempat tinggal kami sangat dekat dengan tempat praktiknya, akhirnya kami pulang.

7 Mei 2017 - 09.00

Saya rasanya ingin sekali makan ketoprak. Sudah lama sekali tidak makan ketoprak. Akhirnya suami saya pun mencarikan ketoprak di pasar, tak lupa pulangnya ia juga membeli air mineral, minuman isotonik, dan susu sebagai perbekalan saat melahirkan nanti.

Oya, satu hal yang bisa menjadi pelajaran bagi ibu-ibu lain yang akan melahirkan adalah, jangan mengikuti saran dari orang lain tanpa cari tahu atau tanya kepada tenaga kesehatan. Saya sempat minum air rendaman rumput fatimah, kata orang-orang mempercepat proses kelahiran. Salah saya tidak cari tahu terlebih dahulu, padahal nyatanya rumput fatimah memang dapat memacu mulas, tapi tidak dengan pembukaan. Akibatnya yang sering dirasakan ibu adalah mulas hebat, hingga berujung operasi caesar. Beruntung, Allah masih menyelamatkan dan mengizinkan saya untuk melahirkan secara normal hari itu.

7 Mei 2017 - 11.00

Saya sempat tidur sebentar setelah makan tadi. Rasanya ngantuk sekali berkali-kali terbangun semalaman akibat rasa-rasa yang luar biasa. Itung-itung menyimpan banyak energi untuk mengejan nanti.

Usai bangun tidur, suami saya mengajak saya untuk pergi ke tempat ibu saya, mengingat tempat tinggal ibu saya lebih dekat lagi dengan bidan. Ia juga sudah mengabari orang tuanya. Akhirnya, bergegaslah kami kesana, mengingat mulas juga semakin sering.

7 Mei 2017 - 13.00

Yeay, Bloody show! Saya rasanya benar-benar tidak percaya. Yang tadinya berniat mau ambil wudhu kemudian sholat dzuhur akhirnya tidak jadi. Saya kembali mengajak suami saya berangkat ke bidan lagi untuk mengecek pembukaan.

Saya sempat muntah-muntah sebelum berangkat. Belakangan saya tahu bahwa muntah-muntah tersebut adalah efek meminum rendaman rumput fatimah tadi. Alhamdulillah, saya masih kuat berjalan dan setibanya di bidan saya diberitahu kalau pembukaannya sudah naik ke dua. Saya diberi pilihan mau pulang atau tetap disana. Kami memilih pulang. Setidaknya bisa istirahat, makan siang, dll.

7 Mei 2017 - 15.00

Rasa mulas semakin menjadi. Saya makin sering ngulet kesana kemari. Duh gusti, kuatkan saya.

Berkali-kali saya mencengkeram tangan suami, juga memegang erat bahunya, terus seperti itu jika kontraksi sedang datang. Walau begitu, saya sempatkan untuk tidur siang sebentar agar punya banyak energi untuk mengejan.

7 Mei 2017 - 18.30

Mertua saya datang. Kami memutuskan untuk berangkat ke bidan membawa semua perlengkapan yang telah disiapkan. Dalam hati, saya deg-degan luar biasa. Belum pernah rasanya menghadapi macam-macam rasa layaknya hari ini. Sakit lah, senang lah, sedih lah, pegal lah, mulas lah, kesal lah, letih lah. Semua ada di hari itu.

7 Mei 2017 - 19.00

Apa? Masih pembukaan dua?. Saya lemas. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam bahkan ketuban saya hampir kering. Walau begitu, detak jantung dan tekanan darah semuanya baik. Masih bisa untuk melahirkan normal. Saya disarankan untuk meminum air kelapa kembali.

Ya Allah, berikan yang terbaik untuk kami. Rapalan doa makin merepet di bibir dan hati. Saya betul-betul deg-degan.

Setelah itupun saya masih terus melakukan jongkok-berdiri semampu saya. Ketika kontraksi datang, saya berdiri minta dielus di bagian punggung. Setelah kontraksi hilang, saya kembali melakukan jongkok-berdiri.

7 Mei 2017 - 21.00

Yang saya rasakan mulas semakin hebat. Berkali-kali saya mengaduh, berkali-kali saya berteriak "Ya Allah astaghfirullah, Allahuakbar, Allah, astaghfirullah, Allahuakbar"

Semua masih menunggui saya. Setia dengan doa yang dirapal masing-masing untuk keselamatan saya dan bayi dalam kandungan saya. Berkali-kali suami saya menguatkan saya. Berkali-kali juga ia menyuapi air kepada saya agar saya tidak kehausan dan kehabisan energi, dan berkali-kali juga mengingatkan agar terus menyebut asma Allah.

7 Mei 2017 - 22.00

Ibu bidan mengajak saya masuk ruang observasi. Sebelumnya saya diminta buang air kecil terlebih dahulu. Saat buang air kecil pun, darah bercampur lendir yang keluar pun semakin banyak dibanding tadi siang. Saya juga diminta berganti pakaian, baru setelah itu berbaring.

Ibu bidan memasangkan infus. Rasanya infus itu tidak ada apa-apanya ketimbang mulas hari itu. Kemudian menyuntikkan pula obat perangsang dalam infus.

Terus saya dibimbing oleh beliau untuk mengatur nafas dan mengingat cara mengejan yang baik. Tidak boleh menutup mata, tidak boleh mengeluarkan suara, pokoknya sekuat tenaga, kata beliau seperti orang marah dan hendak mengeluarkan amarahnya.

7 Mei 2017 - 23.00

Pembukaan lengkap. Saya diizinkan mengejan. Yang saya ingat saya terus mengejan beberapa kali. Suami saya sudah siaga di samping saya. Ya Allah, beri saya kekuatan, terus saya berdoa dalam hati seperti itu.

7 Mei 2017 - 23.57

Saya mencium Fatih untuk pertama kalinya. Lega sekali rasanya. Air susu saya memang belum keluar malam itu. Tapi tak apa, masih ada esok.




Selamat datang Fatih, selamat datang kebahagiaan, selamat datang pelajaran-pelajaran baru setiap harinya. Hari itu saya resmi jadi ibu, hari itu suami saya resmi jadi ayah.

Terimakasih Allah atas segala yang engkau titipkan pada kami. Bantu kami untuk mendidiknya agar ia kelak jadi cahaya bagi kami. Terimakasih Allah engkau karuniakan keluarga yang selalu mendukung kami. Bahagiakan mereka seperti Engkau selalu membahagiakan kami. Aamiin.

Selamat datang Fatih, selamat datang kebahagiaan, selamat datang buku pelajaran baru ibu dan ayah.


Sumber gambar: dokumentasi pribadi














Komentar

Postingan Populer