Fatih Tampek, Duh Gimana Ini!

Halo Mamak dan Calon Mamak Pembelajar!

Pernah dengar istilah tampek? Atau campak? Kadang-kadang ada yang bilang gabagan atau gabagen juga. Nah loh! jadi itu tuh sejenis penyakit apa sih? Bedanya apa? Sama-sama bikin kulit kemerahan dan gatal kan? Jawabannya, sebetulnya saya juga gak tau-tau banget, karena saya bukan ahlinya. Tapi kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang sekitar tiga bulan lalu saya alami. Yap, bayi saya yang saat itu usianya masih sembilan bulan katanya terkena penyakit tampek. Benarkah? Lalu bagaimana penanganannya?
Take care of your body, its the only place you have to live (Jim Rohn) 
Sebagai ibu tentunya saya merasakan ada yang berbeda dari Fatih. Biasanya, ia selalu tampak semangat bermain, tapi dua hari sebelum panas tinggi melanda, Fatih tampak lesu. Nafsu makannya juga berkurang drastis, tidak terlalu rewel sih, saya pikir yaaa hanya sedang tidak nafsu makan saja. Atau bisa jadi ada lagi giginya yang mau tumbuh.

Hari itu hari Minggu, tapi bukan hari Minggu seperti biasanya. Fatih demam sepagian. Belum terlalu tinggi sih, berkisar di 38 derajat celcius. Sore menjelang malam kemudian meningkat bahkan sampai angka 40! Saya pun siaga memberikan penurun demam. Alhamdulillah turun, tapi gak bisa kurang dari angka 38, yaa begitu keadaannya selama dua hari.

Hari ketiga Fatih sudah tampak ceria seperti biasanya. Saya lega. Pagi itu kami berdua sarapan seperti biasa setelah ayahnya berangkat kerja. Setelah sarapan, saya mengajak Fatih jalan-jalan sebentar ke rumah Mbahnya sambil didorong menggunakan stroller. Sesampainya disana Fatih main seperti biasanya, kemudian sekitar jam 10 kami siap-siap pulang ke rumah. Nah, sewaktu mengangkat Fatih, dan baju bagian belakangnya tersingkap, saya kaget, lho kok ada bintik merah banyak. Saya amati lagi, ternyata di kaki dan tangan juga badan bagian depan ada sedikit dan tipis-tipis. Kami pun bergegas pulang. Mbahnya berpesan, "Jangan dimandiin".


Bercak Merah pada Punggung

Benar saja, sesampainya di rumah ia rewel. Lama sekali saya susui, Fatih pun terlelap tidur. Disitulah saya mulai berselancar dan buka-buka buku untuk tahu bagaimana cara menangani yang kata orang tampek ini. Hasil googling sih, buanyaaaak banget. Seperti yang dilansir dari detik.com, tampek atau campak merupakan hal yang sama yang disebabkan oleh infeksi morbilivirus. Disebutkan juga bahwa gelaja tampek diawali dengan demam tinggi, mata memerah dan berair, batuk kering, sensitif terhadap cahaya, bersin-bersin, atau diare. Kesimpulan singkat saya, gejala awal pada Fatih hanya demam tinggi saja, bercaknya pun tidak pula merata ke seluruh tubuh, hanya yang paling banyak ada di area punggung.

Saya lanjut ke bukunya Dokter Apin yang judulnya "Orangtua Cermat, Anak Sehat". Nah, disitu penjelasannya lebih lengkap lagi soal ruam pada kulit. Berikut rangkumannya; istilah tampek berbeda dengan campak. Tampek lebih cocok diasosiasikan dengan roseola, yang disebabkan infeksi virus Human Herpesvirus (HHV) 6 dan 7. Umumnya roseola diawali dengan demam selama 3-5 hari tanpa disertai gejala lain seperti batuk-pilek atau diare. Ketika demam mulai mereda, muncullah ruam yang semakin lama makin meluas ke seluruh tubuh dalam hitungan jam. Biasanya, anak mulai lebih segar karena menunjukkan demam yang beranjak pergi. Infeksi virus pada roseola tidak berbahaya karena hampir tanpa komplikasi. Ruam akan menghilang dalam beberapa hari dan tidak meninggalkan bekas.

Saya lega sih baca bukunya beliau. Khawatir saya sedikit demi sedikit terkikis. Benar saja, dua hari kemudian bercaknya hilang, tanpa bekas. Sedikit saran dari saya, banyak memang yang bilang ketika anak tampek maka tidak boleh dimandikan, tidak boleh kena angin, dan juga biasanya dibedakin. Nah, kalo menurut saya, merawat anak yang sedang tampek baiknya tetap dimandikan seperti biasa, supaya tetap bersih dan segar, serta tak perlu juga dipakaikan bedak karena khawatir kurang cocok atau malah menambah iritasi pada kulit. Kalau mau ajak anak jalan-jalan keluar sebentar sebaiknya pun dilakukan pada pagi hari, belum banyak polusi, masih banyak burung berkicau, bonusnya lihat matahari yang lagi ramah-ramahnya deh!

Sekian pengalaman saya soal tampek pada anak, semoga bermanfaat :)



Komentar

Postingan Populer