Mengatur Urusan Rumah Tangga agar Ibu Tetap Waras

Oleh: Anggi Presti Adina (Ibu dari Muhammad Al Fatih Ryansyah, 6 bulan)





`The early years matter because, in the first few years of life, more than one million new neural connections are formed every second`


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selarik kata pengingat (yang diunggah di akun pribadi milik teman saya) tersebut merupakan titik balik saya untuk bertobat dari seringnya saya berkutat terhadap urusan rumah tangga. Beruntungnya saya membacanya saat bayi saya masih 2 bulan. Masih banyak waktu memperbaikinya.

Kurang lebih pada intinya adalah, masa pertumbuhan anak utamanya di tahun pertamanya (dan bahkan di Indonesia pun dikenal periode emas 1000 hari pertama) sangat berharga, karena koneksi neuron-neuron di otaknya terbentuk setiap detiknya.

Ya, detik. Bayangkan kalau ibu tidak betul-betul memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membersamai tumbuh kembang putra putri tercinta? Yang jelas sih ya, masa-masa itu tidak akan terulang kembali.

Menjadi IRT penuh waktu sekaligus freelancer nyambi jualan online bagi saya juga cukup kewalahan awalnya. Kayaknya sih, gampang ya, bayi tidur, kerjain kerjaan rumah. Bayi tidur lagi, kerjain tagihan deadline. Bayi tidur lagi, bungkus pesenan pelanggan. Tapi beneran, sebulan kayak begini aja, buat saya dramanya gak abis-abis, sampai pada akhirnya saya belajar untuk bisa menyesuaikan ritme dan menyederhanakan pekerjaan yang ada di usia bayi memasuki 3 bulan.

Prinsip saya sekarang, pokoknya mainan sama anak, urusan cucian numpuk, setrikaan numpuk, umpetin dulu aja, hehe

Kalau dari saya, tipsnya begini bunda dan calon bunda :

1. Buat jadwal

Saya rasa, baik IRT maupun working mom pasti punya tanggung jawab terhadap urusan rumah, baik itu menggunakan jasa asisten maupun tidak. Toh tetap saja, jika asisten sedang absen, ya mamak juga yang puyeng, hayoooo ngaku

Jadi, jadwal ini penting banget. Saya tidak menggunakan jasa asisten. Jadi saya menjadwalkan untuk mencuci baju dua atau tiga hari sekali, setrika seminggu sekali, mengepel dua hari sekali, ganti seprei seminggu sekali, belanja seminggu dua kali, dll. Pokoknya buat jadwal terperinci dan jangan sampai juga semua kerjaan ketemu dan numpuk di hari yang sama, sesuaikan juga jadwal ini dengan kemampuan tubuh kita ya.

2. Kerjakan yang menjadi prioritas

Terkadang, ada saja yang membuat kerjaan yang sudah terjadwal jadi maju ataupun mundur. Seringnya sih ya mundur, hehe. Misal, karena anak sakit, anak rewel, ada hajatan, kedatangan saudara, atau agenda lain di luar perkiraan. Tenang Bund, keep calm.

Yes, kerjakan yang menjadi prioritas terlebih dahulu. Kedatangan saudara misalnya, ya tak apa kalau harus masak besar dan menyisihkan urusan lainnya. Padahal tangan udah gatel banget pengen ngeberesin setrikaan, tahan dulu bund, tahaaan.

3. Selalu nomor satukan makan cukup dan bergizi serta istirahat yang berkualitas

Kalau memang hari ini hanya pakai baju cukup dua lembar, kenapa harus semuanya di setrika hari ini? Kan bisa besok lagi. Kalau memang hari ini lantai dan kaca jendela gak kotor-kotor amat, kenapa harus ngoyo ngebersihinnya hari ini? Kan bisa besok lagi

Sesekali kotor dan berantakan gapapa kok, yang penting makan bergizi dan tidur berkualitas. Biar tetep waras dan gak emosian yaa bunda dan calon bunda, hehe.

4. Jangan sungkan minta tolong

Tidak melulu orang lain akan `ngeh` kita berharap bantuan tenaga dari mereka jika kita tidak memintanya. Mintalah tolong, walau itu hanya sekedar untuk menggendong bayi sebentar, dan kita bisa merapihkan seprei tempat tidur. Kalau minta tolong kepada tetangga, tentunya harus yang bisa kita percayai yaa bunda.

5. Jangan ditunda-tunda

Yes bund. Pekerjaan yang ada jangan ditunda-tunda. Misalnya begini, habis makan ya langsung saja cuci piring dan sendoknya sekalian cuci tangan. Terus, kalo pas anak tidur nyenyak dan kita merasa masih fit untuk melakukan pekerjaan rumah lainnya, lakukanlah, karena nanti saat anak melek, itu artinya waktu kita buat bermain dengannya.

Semuanya dikembalikan lagi ya ke kondisi kita masing-masing, kalau memang pas anak tidur kita juga ngantuk berat dan merasa lelah, ya lebih baik kita juga beristirahat.


6. Fokus saat bersama dengan  anak

Kalau sudah bisa menerapkan poin 1 sampai 5 dalam tulisan kali ini, artinya kita sudah bisa menghadirkan diri kita sepenuhnya saat bersama anak. Bermain, bercanda, atau ngobrol ringan dengannya itu niscaya bakal terasa asik banget.


Jadi, selamat mempraktikkan ya bunda dan calon bunda. Tidak perlu dibawa perasaan jika ada yang menyinggung soal berantakannya rumah bunda atau calon bunda. Salam waras :)





(Dibagikan dalam grup IIP Foundation Jaktim, 7/11/2017)




Pict Source: www.google.com


Komentar

Postingan Populer