Ibu Bekerja; Tetap Juara

Saya cuma anak bawang di sebuah bank BUMN kenamaan. Saya belum jadi istri. Apalagi ibu. Tapi saya ingin berbagi soal ibu-ibu yang menurut saya tetap juara walau bekerja penuh waktu. Karena jujur, saya sendiri pun merasa `gimanaaa gitu` saat artikel soal Ibu bekerja vs Ibu dirumah berseliweran dan setiap tulisannya punya mazhab yang berbeda-beda.


(ilustrasi working mom, google.com)

Tulisan-tulisan yang berseliweran itu juga yang kadang bikin wanita-wanita yang akan menikah dan punya anak dikemudian hari semacam saya ini ikutan galau bacanya. Apalagi saya dibesarkan oleh ibu yang berada penuh di rumah sejak memiliki anak. Kemarin-kemarin, saya percaya menjadi-jadi kalau ibu dirumah lebih baik, tapi untungnya saya mendapat suplemen lain, dan semua itu berawal ketika saya menjadi anak bawang di kantor ini.

Kantor besar itu berada di bilangan ring 1 ibukota republik ini. Setiap hari, para karyawan menjangkaunya menggunakan layanan kereta, transjakarta, maupun kendaraan pribadi. Jam kerja jelas 8 jam sehari. Istirahat juga jelas hanya satu jam setiap harinya. Namanya pekerjaan dimana-mana juga jelas capeknya. Dan menempuh perjalanan di Jakarta (semua pasti sepakat bilang) juga melelahkan.

Terus, bagaimana dengan karyawati berstatus ibu apalagi mamah-mamah muda itu ya? Gak abis waktu di kantor dan kehilangan waktu bersama di kecil?

Bentar deh.

Tapi mamah-mamah muda itu hebat.

Mamah-mamah muda itu nyatanya tetap memutuskan untuk jadi bagian di sebuah mesin besar dan bekerja penuh waktu, penuh target, serta penuh dedikasi.

Mereka tetap komitmen datang tepat waktu, dan tentunya pumping tepat waktu. Mereka komitmen untuk menyelesaikan setiap target, dan tentunya menyelesaikan telepon cinta pada buah hatinya dengan kalimat `dah adek, bunda sayang adek, mmuaaaaah`. Mereka komitmen untuk tetap fokus bekerja dalam tim, dan tentunya tetap fokus koordinasi dengan asisten rumah tangga mereka agar setiap kebutuhan buah hati tercukupi dengan baik. Serta, segudang belahan-belahan tanggung jawab hati dan jiwa, baik dirumah maupun di kantor, yang harus dikerjakan dalam waktu bersamaan.

Ruang laktasi penuh. Botol ASI memenuhi pendingin. CCTV Rumah yang dikoneksikan ke kantor. Ramai-ramai diet mayo. Rombongan yoga, zumba, ataupun fitness. Donasi-donasi bertema anak-anak. Diskusi-diskusi tentang tumbuh kembang anak yang memenuhi udara. Serta cuti-cuti yang direlakan demi kehadiran untuk anak.

Mereka tetap juara, karena setiap Ibu akan tetap juara :)

Komentar

Postingan Populer